Materi Bindo Kelas 8
Kamu pasti pernah kan diskusi sama
teman kamu, membahas suatu topik yang masing-masing dari kalian saling
mengungkapkan pendapat. Contohnya kayak gini, nih!
Ratu dan Temannya
Suka sebel deh sama orang-orang yang nggak mau
patuh dengan peraturan lalu lintas. Kayak, nerobos lampu merah dan nggak pake
helm saat berkendara. Itu kan bahaya banget!
Iya, aku juga. Bahayanya nggak cuma buat si
pengendaranya aja, tapi ke orang lain juga nggak, sih.
Betul! Coba kalo misalnya dia nerobos lampu merah,
terus kecelakaan. Membahayakan pengendara lain juga, kan. Apalagi kalo nggak
pake helm. Bisa beresiko kena benturan di kepala.
Padahal kan bagi pengendara yang nggak mematuhi
peraturan lalu lintas itu bisa dikenakan sanksi, lho! Tapi, kenapa masih banyak
yang nggak takut, ya?
Hmm... mungkin salah satunya karena etika dan
toleransi pengendara yang masih rendah. Mereka masih egois dan semaunya
sendiri, tanpa memikirkan orang lain.
img.ex.co
Nah, kamu tau nggak sih, kalo informasi
yang mereka sampaikan pada teks percakapan tersebut termasuk ke dalam teks
eksposisi?
Jadi, kalo kita lihat dari definisinya,
teks eksposisi adalah teks atau tulisan yang berisi informasi dan pengetahuan.
Informasi ini diperoleh berdasarkan fakta atau kejadian yang benar-benar
terjadi. Selain itu, di dalam teks eksposisi juga terdapat pendapat (argumen)
dari si penulisnya.
Sekarang, coba kita lihat kembali teks
percakapan di atas. Pada percakapan tersebut, mereka saling berbagi informasi
mengenai bahaya bagi pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Di
antaranya bisa terkena sanksi dan berpotensi mengalami kecelakaan yang tidak
hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga orang lain.
Nah, dalam percakapan tersebut, mereka
juga berpendapat jika hal yang menjadi penyebab masyarakat tidak patuh pada
peraturan lalu lintas adalah kurangnya etika, toleransi, dan pengetahuan
terhadap rambu-rambu lalu lintas. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi
kepada masyarakat terkait pengetahuan rambu lalu lintas serta pentingnya
mematuhi peraturan lalu lintas dalam berkendara.
Gimana? Setelah baca penjelasan di
atas, kamu sudah paham belum mengenai teks eksposisi? Sebenarnya, eksposisi itu
ada dua macam. Dapat dalam bentuk lisan maupun tulisan. Kalo penyampaiannya
itu diucapkan, berarti masuknya ke bentuk lisan. Sementara itu, kalo dalam
bentuk teks, berarti masuknya ke bentuk tulisan, seperti yang kita bahas di
artikel ini. Mudah bukan membedakannya?
Oh iya, teks eksposisi itu punya
ciri-ciri. Ehmmm…, kira-kira apa aja sih ciri-cirinya?
Ciri-Ciri Teks
Eksposisi
Terdapat dua ciri pada teks eksposisi,
yaitu memiliki gagasan dan mengandung fakta. Gagasan bisa diartikan
sebagai ide atau pendapat ya, sedangkan fakta merupakan kejadian atau peristiwa
yang benar-benar terjadi. Umumnya, fakta berisi data-data berupa angka, baik
waktu, tanggal, tempat peristiwanya, maupun pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Oke, sebagai contoh, coba yuk kita
bedah ciri-ciri teks eksposisi pada teks berikut ini:
Manajemen Pengelolaan
Sampah
Sampah dipandang sebagai barang yang
tidak berguna. Namun, sampah bisa
dijadikan sebagai sumber pendapatan jika dikelola dengan baik. Dengan demikian,
sampah dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi. Manajemen
pengelolaan sampah telah dilakukan di berbagai tempat.
Warga Pasar Ciputat,
Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat telah berhasil mengolah sampah
dengan peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian dengan pihak
daerah. Hal
senada juga sudah dilakukan oleh warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga serta
pengurus RW setempat melakukan pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur atau
sampah rumah tangga diubah menjadi kompos dan pupuk cair. Sampah yang diolah
adalah sampah basah langsung oleh warga. Langkah tersebut dilakukan dengan
melakukan sosialisasi kepada warga sehingga warga memisahkan sampah basah dan
kering. Hasil yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan
sekitar. Di samping itu, hasil kompos dijual di instansi pemerintah dan swasta
di lingkungan setempat. Produksi kompos dari sampah lingkungan bisa memberi
kegiatan yang positif dan pemasukan bagi warga.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut,
pengolahan sampah memang tidak lepas dari keterlibatan warga masyarakat dan
peran pemerintah. Masyarakat perlu diajari cara memilah sampah. Peranan
pemerintah diperlukan dalam sosialisasi dan pembudayaan. Peran pemerintah juga
diperlukan untuk menjadi penghubung ke pihak swasta. Jika pemerintah berhasil menggandeng
pihak swasta di dalam penyediaan teknologi pengelolaan sampah, biaya pengolahan
sampah dapat ditekan. Peran swasta juga dapat dalam penyaluran dan pembelian
produk-produk yang dihasilkan melalui pengolahan sampah.
(Kosasih, 2017:71)
Nah, di kalimat kedua dan ketiga pada
paragraf pertama, penulis menyampaikan gagasan bahwa sampah bisa menjadi sumber
pendapatan yang bernilai ekonomi jika dikelola dengan baik. Dalam hal ini,
secara nggak langsung, penulis mengajak pembaca untuk menyikapi masalah sampah
yang sedang dibahas pada wacana di atas.
Kemudian, penulis juga memberi
bukti-bukti pendukung berdasarkan fakta di paragraf kedua. Di sana dijelaskan
bahwa warga Pasar Ciputat dan Kaliabang telah berhasil melakukan pengelolaan
sampah lingkungan. Sampah dapur dan rumah tangga diubah menjadi kompos dan
pupuk cair yang dapat dijual ke instansi pemerintah maupun swasta.
Sampai sini, sudah paham belum nih
bedanya gagasan dengan fakta? Hmm, kalo masih belum yakin, coba jawab quiz di
bawah ini deh, cus
Diambil dari Google, Ruang Guru
Jakarta, Oktober 2021
Pak E
0 Comments
Setelah Membaca materi diatas, Silahkan bertanya Kepada Gurunya yaa
Jangan Lupa Absen Kehadiran dulu, dan Kerjakan Tugas yang diberikan oleh gurunya